Satu Sulut Cinta Damai”: Tonaas Ishak Tambani Serukan Persatuan dan Dukung Penuh Gubernur Sulut Yulius Selvanus di HUT ke‑61 Provinsi

SulutKarya.com Manado, 23 September 2025 — Dalam suasana penuh sukacita memperingati Hari Ulang Tahun ke‑61 Provinsi Sulawesi Utara, tokoh adat Minahasa, Tonaas Ishak Tambani, tampil dengan ketulusan hati dan semangat patriotisme yang kuat untuk menyuarakan dukungan penuh terhadap Pemerintah Provinsi Sulut, khususnya kepada Gubernur Yulius Selvanus Komaling, dalam menciptakan daerah yang aman, damai, dan bersatu.

‎Tanpa gemerlap panggung atau seremoni megah, Tonaas Ishak memilih cara yang sederhana namun sarat makna: turun langsung ke tengah masyarakat di Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado, membagikan kaus bertuliskan “Satu Sulut Cinta Damai” serta makanan ringan kepada warga dan pengguna jalan yang sedang melintas di sekitar kawasan tersebut.

‎Dalam pernyataannya, Tonaas Ishak menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar aksi simbolik, melainkan panggilan nurani sebagai anak daerah yang mencintai tanah kelahirannya.

‎> “Sebagai bagian dari masyarakat adat, saya merasa terpanggil untuk mendukung setiap langkah pemerintah dalam membangun Sulawesi Utara. Damai itu pondasi, dan dari damai itulah pembangunan bisa tumbuh. Kita harus rawat persatuan ini, bukan hanya dengan kata‑kata, tapi juga tindakan nyata,” ungkapnya dengan nada rendah hati.

‎Kegiatan yang berlangsung dengan penuh kehangatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Hadir pula Staf Khusus Gubernur bidang olahraga, Cristian Yokung. S.Kom., yang memberikan penghargaan atas kepedulian dan langkah konkrit dari Tonaas Ishak Tambani. Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk sinergi positif antara tokoh adat dan Pemerintah Provinsi.

‎> “Kami sangat mengapresiasi inisiatif seperti ini. Ini bukti bahwa pembangunan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Kehadiran Tonaas Ishak Tambani dan pesan ‘Satu Sulut Cinta Damai’ adalah energi positif yang patut diteladani.”

‎> “Sitou tumou tumou tou bukan hanya slogan yang tertanam di hati rakyat Sulut, tetapi benar‑benar bahwa masyarakat Sulut begitu cinta damai dan memiliki semangat gotong royong, saling menopang dan bahu membahu demi tanah tercinta Sulawesi Utara,” tambah Yokung.

‎Lebih dari sekadar membagikan kaus atau makanan, aksi ini membawa pesan kuat bahwa Sulawesi Utara hanya akan maju jika seluruh elemen masyarakat bersatu, saling menghargai perbedaan, dan berdiri bersama dalam mendukung visi pembangunan daerah.

‎Sebagai tokoh adat yang memahami nilai‑nilai luhur budaya lokal, Tonaas Ishak menekankan bahwa adat dan tradisi tidak boleh terpisah dari pembangunan. Justru, nilai‑nilai kearifan lokal seperti mapalus (gotong royong), tongkaang (persaudaraan), dan rumages (kerukunan) harus menjadi roh dari setiap langkah kemajuan.

‎> “Kita boleh beda agama, suku, dan pandangan, tapi kita satu dalam cinta kepada Sulut. Mari kita jaga rumah besar kita ini dengan hati yang damai dan tekad yang kuat. Karena ketika Sulut damai, maka pembangunan bisa berjalan, ekonomi tumbuh, dan generasi muda punya masa depan yang cerah,” tutup Tonaas Ishak dengan semangat.

‎Aksi sederhana namun penuh makna ini menjadi pengingat bahwa mencintai daerah tidak harus lewat jabatan atau kekuasaan, tetapi dapat diwujudkan melalui ketulusan dan aksi nyata di lapangan. Semangat patriotisme yang rendah hati ini menjadi contoh bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, yang dilandasi kasih, komitmen, dan kepedulian terhadap sesama.

‎Ingrid F Rumetor

Related posts
Tutup
Tutup