SulutKarya.com Manado 22/09/2025– Dalam suasana penuh rasa syukur dan kekeluargaan, Kapolresta Manado Kombes Pol Irham Halid, S.I.K., turut menghadiri kegiatan syukuran memperingati Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-70, yang digelar di Ruang Catur Prasetya, Mapolda Sulawesi Utara, pada Senin (22/9).
Acara syukuran ini bukan sekadar seremoni tahunan. Ia menjadi momentum reflektif atas tujuh dekade perjalanan pengabdian Korps Lalu Lintas Polri dalam menjaga ketertiban dan keselamatan berlalu lintas di tanah air. Dengan tema yang diusung tahun ini — “Modernisasi Pelayanan Lalu Lintas Presisi Polri Guna Mendukung Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” — kegiatan ini mengingatkan kembali pada esensi dasar tugas kepolisian: melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Kombes Pol Irham Halid menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap seluruh jajaran Satuan Lalu Lintas, khususnya di wilayah hukum Polresta Manado. Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam menciptakan budaya tertib berlalu lintas bukan hanya tanggung jawab institusi, melainkan hasil sinergi antara petugas dan masyarakat.
> “Momentum ini bukan hanya milik para personel lalu lintas, tetapi milik kita semua. Karena setiap langkah kecil yang kita ambil untuk tertib di jalan adalah bentuk nyata dari cinta kepada sesama,” ungkap Kapolresta dengan nada tulus.
Syukuran berlangsung hangat dengan diisi doa bersama, pemotongan tumpeng, serta penyerahan penghargaan simbolis kepada personel lalu lintas berprestasi. Tampak hadir sejumlah pejabat utama Polda Sulut, para Kapolres jajaran, serta tamu undangan dari berbagai instansi.
Perayaan ini juga menjadi ajang introspeksi — bahwa di tengah tantangan modernisasi dan kompleksitas dinamika lalu lintas saat ini, Polri terus berbenah. Teknologi, sistem digitalisasi, dan pendekatan humanis menjadi pilar utama dalam pelayanan publik yang transparan dan profesional.
Kapolresta Irham Halid menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendorong inovasi serta pendekatan-pendekatan edukatif di tengah masyarakat, terutama generasi muda, agar kesadaran dan disiplin berlalu lintas tumbuh dari dalam, bukan sekadar karena takut pada sanksi.
> “Kita ingin budaya tertib lalu lintas tumbuh sebagai kesadaran kolektif. Bukan karena takut ditilang, tapi karena peduli pada keselamatan diri dan orang lain,” ujarnya.
70 tahun bukan waktu yang singkat. Namun di balik angka itu, tersimpan jutaan kisah pengabdian tanpa pamrih. Dan di balik setiap peluit yang ditiup, setiap tangan yang mengatur lalu lintas di bawah terik matahari atau hujan deras, ada semangat yang tak pernah padam — semangat untuk hadir dan bermanfaat bagi masyarakat.
Selamat Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-70. Semoga pengabdian ini terus menjadi ladang amal dan berkah bagi negeri.
Ingrid F Rumetor