SulutKarya.com sulawesi Utara 23 September 2025-Di tengah semangat kebersamaan yang terus dijaga di Bumi Nyiur Melambai, Ketua Forum Media Pewarta Sulut (FMPS), Wisye Maramis, menghadiri dan turut ambil bagian dalam kegiatan bertajuk “Satu Sulut Cinta Damai”, yang digelar di Taman Kesatuan Bangsa (TKB), Manado, belum lama ini.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Tonaas Ishak Tambani, sebagai bentuk refleksi dan ungkapan syukur atas Hari Ulang Tahun Provinsi Sulawesi Utara. Namun lebih dari sekadar sebuah seremoni, momen ini menjadi pengingat bersama akan pentingnya menjaga persatuan, perdamaian, dan kepedulian antarsesama, di tengah dinamika kehidupan masyarakat yang terus bergerak.
Dalam kegiatan tersebut, kaus bertema “Satu Sulut Cinta Damai” dibagikan kepada masyarakat bersama dengan makanan ringan. Tampak kehangatan dan keakraban menyelimuti suasana, memperlihatkan bahwa semangat gotong-royong dan cinta damai masih sangat hidup di tengah masyarakat Sulawesi Utara.
Dalam suasana santai namun penuh makna, Wisye Maramis berdialog hangat dengan Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara Bidang Olahraga, Cristian Yokung, S.Kom.. Dalam perbincangan itu, Wisye menyampaikan rencana FMPS untuk menyelenggarakan sebuah Dialog Kebangsaan—sebuah wadah pemikiran dan refleksi bersama tentang makna kebangsaan, persatuan, dan kontribusi nyata terhadap bangsa.
Dialog ini rencananya akan mengundang berbagai elemen masyarakat: mulai dari pelajar, mahasiswa, tokoh masyarakat, hingga aparatur pemerintah. Yang menarik, FMPS berencana menghadirkan Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Komaling, serta Kapolda Sulut, sebagai pembicara utama. Tema besar yang akan diangkat dalam dialog ini adalah: “Apa yang Bisa Kita Berikan kepada Negara?”
Pertanyaan sederhana namun bermakna dalam ini menjadi dasar renungan—bahwa cinta pada tanah air tidak selalu diwujudkan dengan hal-hal besar. Terkadang, dimulai dari sikap saling menghargai, merawat keberagaman, hingga menyebarkan informasi yang benar dan mencerahkan, semua itu adalah bentuk nyata dari kontribusi kita pada bangsa.
Staf Khusus Gubernur, Cristian Yokung, menyambut inisiatif ini dengan penuh antusias dan memberikan apresiasi tinggi terhadap FMPS. Menurutnya, insan pers bukan hanya penyampai berita, tetapi juga memiliki peran penting sebagai penjaga nalar publik, serta jembatan antara masyarakat dan pemerintah.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif seperti ini. Di tengah banyaknya tantangan yang kita hadapi sebagai bangsa, kegiatan seperti dialog kebangsaan ini sangat dibutuhkan. Ini bukan hanya kegiatan seremonial, tapi langkah nyata yang membawa pesan penting bagi generasi muda dan masyarakat luas,” ujar Cristian Yokung.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan semacam ini harus terus didorong, karena merupakan bagian dari pembangunan karakter dan budaya damai yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa.
Harapan dari Hati untuk Sulawesi Utara. Ketua FMPS, Wisye Maramis, menegaskan bahwa FMPS ingin hadir bukan hanya sebagai organisasi media, tetapi sebagai komunitas yang memiliki tanggung jawab sosial dan semangat kebangsaan.
“Kita ingin menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton. Ketika kita bicara cinta damai, itu berarti kita juga bicara soal masa depan Sulut, masa depan anak-anak kita. Pers harus menjadi mitra aktif dalam merawat semangat kebangsaan dan perdamaian,” ungkap Wisye dengan penuh harapan.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini, dan berharap sinergi antara media, pemerintah, dan masyarakat akan terus terjalin kuat demi kemajuan bersama.
Dalam suasana yang hangat, sederhana, namun sarat makna ini, kita diingatkan bahwa kekuatan suatu daerah bukan hanya terletak pada kemajuan infrastrukturnya, tapi juga pada kokohnya nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan cinta damai yang hidup dalam hati setiap warganya.
“Satu Sulut Cinta Damai” bukan sekadar slogan, tapi cermin dari cita-cita kita bersama: Sulawesi Utara yang aman, rukun, dan saling menguatkan.
Oleh: Ingrid F. Rumetor