SulutKarya.com Bitung 13 September 2025, Sulawesi Utara — Di tengah lalu lintas kehidupan yang terus berdenyut, ada jeda-jeda kemanusiaan yang dihadirkan untuk mengingatkan bahwa kepolisian bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga soal merawat nurani dan memperkuat solidaritas sosial. Seperti yang dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bitung dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun Lalu Lintas Bhayangkara ke-70, Jumat 12 September 2025.
Mengusung semangat “Polantas Presisi Menuju Indonesia Maju”, para personel Satlantas meninggalkan sejenak padatnya aktivitas pengaturan lalu lintas, dan melangkah ke lorong-lorong pemukiman, gang-gang kecil, serta rumah-rumah sederhana. Tujuannya jelas: menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan empati yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tugas sebagai anggota Polri.
Dengan mengenakan seragam dinas dan senyum ramah, para personel membawa bingkisan berisi bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, mie instan, hingga susu dan teh. Tidak hanya diserahkan secara simbolis di satu tempat, bantuan ini benar-benar diantar langsung ke rumah-rumah warga, mempertegas nilai kehadiran negara hingga ke titik paling dekat dengan rakyatnya.
Di salah satu sudut pemukiman di Kecamatan Girian, seorang ibu paruh baya menerima bingkisan dengan mata berkaca-kaca. Ia tak kuasa menahan haru ketika seorang petugas kepolisian mengulurkan paket sembako ke tangannya
> “Ini bukan hanya soal sembako. Ini soal perasaan dihargai, diperhatikan. Terima kasih banyak untuk Polisi Bitung. Ini sangat berarti bagi kami,” ucapnya lirih.
Kegiatan ini menyasar para lansia, janda, buruh harian, hingga pekerja informal yang terdampak kondisi ekonomi. Bagi sebagian besar penerima, bantuan yang diberikan bukan hanya meringankan beban harian, tetapi juga menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendiri.
Kasat Lantas Polres Bitung, AKP Dwi Dea Anggraini mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pendekatan humanis Polri terhadap masyarakat, sekaligus upaya membangun kepercayaan publik melalui aksi nyata di lapangan.
> “Kami tidak ingin hanya dikenal saat menegur pelanggaran lalu lintas. Kami ingin masyarakat tahu bahwa Polantas hadir untuk melayani, melindungi, dan menyentuh sisi-sisi kemanusiaan. Karena di balik seragam ini, kami juga manusia yang ingin berbagi,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan keselamatan berkendara secara informal. Di sela pembagian bantuan, para personel menyelipkan ajakan untuk tertib berlalu lintas, menggunakan helm, mematuhi rambu, dan menjaga keselamatan sebagai kebutuhan bersama, bukan sekadar kewajiban hukum.
Selain itu, momentum HUT Lalu Lintas ini juga dimanfaatkan untuk mendekatkan institusi Polri dengan generasi muda. Anak-anak yang menyaksikan kegiatan ini tampak antusias, beberapa bahkan dengan malu-malu meminta berfoto dengan anggota polisi, simbol bahwa citra polisi yang ramah dan peduli mulai tertanam sejak dini.
Tak hanya tentang memberi, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mendengar. Dalam beberapa kunjungan, personel duduk bersila di teras rumah warga, mendengarkan cerita mereka — tentang kesulitan, harapan, bahkan sekadar keluh kesah keseharian. Di situ, Polri hadir bukan sebagai institusi, melainkan sebagai sesama anak bangsa yang ingin berjalan bersama rakyatnya.
Kegiatan sosial ini merupakan bagian dari rangkaian HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-70 yang dirayakan secara nasional oleh Korlantas Polri. Namun, di Kota Bitung, kegiatan ini terasa lebih dari sekadar seremoni. Ia menjadi refleksi konkret bagaimana aparat negara menjalankan tugas dengan hati, dan menyatu dalam denyut nadi masyarakat.
Dengan langkah kecil namun penuh makna, Satlantas Polres Bitung mengajarkan bahwa keselamatan bukan hanya urusan rambu dan marka jalan, tetapi juga tentang hubungan manusia yang saling menjaga dan memperhatikan.
Ingrid F Rumetor