Diduga Keracunan Makanan Program MBG, Sejumlah Siswa SMK Negeri 1 Manado Dilarikan ke Puskesmas – Publik Pertanyakan Pengawasan Sekolah

Oplus_131072

SulutKarya.com Manado, 27 September 2025 – Jagat media sosial, khususnya Facebook, dihebohkan dengan unggahan warga net yang menyebutkan adanya insiden dugaan keracunan makanan di SMK Negeri 1 Manado. Sejumlah siswa dilaporkan mengalami gejala mual, pusing, dan muntah-muntah usai mengonsumsi makanan yang disediakan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Insiden ini sontak memicu kekhawatiran di tengah masyarakat, terlebih program MBG merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendukung kecukupan gizi peserta didik di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari beberapa sumber tidak resmi dan unggahan di media sosial, para siswa mulai mengeluhkan kondisi fisik mereka beberapa saat setelah menyantap makanan dari program MBG pada pagi hari.

> “Anak saya mengeluh perutnya sakit dan muntah-muntah setelah pulang sekolah. Katanya tadi makan nasi dengan lauk dari program MBG,” tulis seorang orang tua siswa dalam unggahan Facebook yang kini telah viral di kalangan warga Manado.

Program Makan Bergizi Jadi Sorotan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif pemerintah pusat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan konsentrasi belajar siswa. Namun, insiden seperti yang diduga terjadi di SMK Negeri 1 Manado justru menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana pengawasan pihak sekolah dalam menjamin kualitas makanan yang dibagikan kepada siswa?

Banyak pihak mempertanyakan apakah pihak sekolah telah menjalankan prosedur pemeriksaan mutu makanan, termasuk kelayakan penyimpanan, higienitas, hingga masa kedaluwarsa sebelum makanan didistribusikan ke siswa.

> “Programnya sangat bagus, tapi eksekusinya harus diawasi ketat. Jangan sampai niat baik justru membahayakan anak-anak,” ujar salah satu aktivis pendidikan di Manado saat dimintai tanggapan oleh tim redaksi.

Pihak Sekolah Belum Memberikan Keterangan Resmi

Sejumlah awak media telah berusaha menghubungi pihak SMK Negeri 1 Manado guna meminta klarifikasi dan penjelasan terkait kejadian ini. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh kepala sekolah maupun jajaran manajemen sekolah.

Sikap diam pihak sekolah justru semakin memicu spekulasi dan keresahan di tengah masyarakat. Banyak pihak berharap agar sekolah bersikap terbuka dan segera melakukan evaluasi internal, termasuk meninjau ulang kerja sama dengan penyedia konsumsi.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara juga belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan keracunan makanan ini. Warga menanti adanya penelusuran fakta lapangan serta sanksi tegas apabila ditemukan unsur kelalaian dari pihak manapun.

Desakan Evaluasi dan Penegakan Standar Kesehatan

Kasus ini menambah daftar panjang persoalan terkait program bantuan makanan di sekolah. Meskipun bertujuan mulia, minimnya pengawasan dan kurangnya standarisasi sering kali menjadi titik lemah dalam pelaksanaan program-program sejenis.

Pemerhati kesehatan masyarakat di Manado menekankan pentingnya evaluasi berkala, uji kualitas makanan sebelum distribusi, serta pelatihan bagi penyedia makanan agar program MBG tidak hanya sekadar formalitas.

 

“Jangan hanya melihat kuantitas makanan yang dibagikan. Kualitas dan keamanan makanan jauh lebih penting. Apalagi ini menyangkut anak-anak kita,” tegas salah satu tenaga kesehatan yang turut menangani siswa yang mengalami mual.

Masyarakat kini manti klarifikasi resmi dari pihak sekolah dan pemerintah setempat. Harapan utamanya adalah agar insiden ini tidak kembali terulang, dan program MBG bisa benar-benar menjadi solusi peningkatan kualitas gizi siswa – bukan malah menjadi ancaman bagi kesehatan mereka.

Ingrid F Rumetor

Related posts
Tutup
Tutup